penerbit buku anak, Penerbit Hujan dan Bumi, buku anak,

Awal keberangkatan

“Dik Buto Makan Rembulan” adalah buku cerita anak bergambar yang diciptakan untuk sebuah tujuan sederhana: memberikan pengalaman baca menyenangkan kepada anak. Kami percaya bahwa sari pati pengalaman baca menyenangkan terletak pada kemampuan cerita untuk menyentuh rasa (tak hanya perasaan senang, namun juga sedih, khawatir, takut, marah,…), nalar (kemampuan untuk mengobservasi, mengambil simpulan, mengajukan kritik, meragukan, dll), dan gabungan rumit keduanya. Dengan misi ini menjadi pandu, kami meramu buku.

Petualangan yang dekat

Salah satu perhatian dalam pembuatan buku “Dik Buto” adalah representasinya terhadap keseharian anak. Representasi budaya dalam cerita, kami pikir, akan membantu anak-anak mengimajinasikan diri: bahwa petualangan adalah dekat, petualangan adalah aku. Hal ini termaktub dalam visualisasi tokoh, latar, dan detil dalam buku ini. Namun, tak hanya elemen kasat mata saja, budaya juga kami lekatkan dalam interaksi antartokoh.

Ruang proses memaknai

Dalam menulis cerita, penulis –apapun bentuk, genre, dan gaya tulisannya- tak lepas dari “agenda” menyelipkan nilai yang dipercaya. Namun, belajar dari seorang guru dan kawan, terkadang proses memaknai justru lebih penting dibandingkan makna itu sendiri. Buku “Dik Buto” kami siapkan bukan untuk menyodorkan nilai moral tertentu (pesan itu biar disimpan sendiri oleh si Penulis saja!), melainkan untuk menjadi ruang dialog bagi teman kecil dan teman dewasa. Apakah itu soal mengasihi? Apakah itu soal berani-berani berimajinasi? Kami persilakan: mengobrollah!

Bermain dengan kata

Buku “Dik Buto” dibuat dengan narasi pendek-pendek. Setiap halamannya terdiri tak lebih dari tiga kalimat. Lagi-lagi, ini adalah rancang yang disengaja untuk membuat ruang bagi teman kecil –dalam kisaran usia 3 plus-- dan teman dewasa yang membaca bersama. Diksi dalam teks juga kami perhatikan. Tak terlampau mudah hingga menjadi hambar; tak terlampau sulit sehingga membingungkan. Dalam setiap lembarnya, terdapat kata-kata baru yang dapat dipahami melalui konteks visual.